Kuliah Melatih Sikap Mandiri

Di dunia kuliah, tidak ada lagi orang yang akan mengingatkanmu mengerjakan tugas atau membangunkanmu pagi hari agar tidak terlambat kuliah. Sobat sendiri lah yang akan mengemban tanggung jawab selama menjadi mahasiswa hingga lulus. Secara tidak langsung, sikap mandiri akan terlatih selama menempuh studi. Ketika berhasil, Sobat boleh bangga pada diri sendiri karena ternyata bisa melalui setiap tahapan kuliah. Namun, jika gagal, Sobat tidak bisa menyalahkan siapa pun.

Buat Kata Sandi Biar Akunmu Terlindungi

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Lainnya

Edukasi Terakhir SD SMP SMA/SMK D1 D3 S1/D4 S2 S3

Profesi Belum Bekerja Pelajar Mahasiswa Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Penyedia Jasa (Guru/Dokter/Lawyer/Peneliti/Lainnya) Freelance Karyawan Swasta Pegawai Negeri Sipil BUMN

Profile.marital Belum Menikah Menikah Cerai Mati Cerai Hidup

Agama Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya

Pilih Negara Afghanistan Åland Islands Albania Algeria American Samoa Andorra Angola Anguilla Antarctica Antigua and Barbuda Argentina Armenia Aruba Australia Austria Azerbaijan Bahamas Bahrain Bangladesh Barbados Belarus Belgium Belize Benin Bermuda Bhutan Bolivia Bosnia and Herzegovina Botswana Bouvet Island Brazil British Indian Ocean Territory Brunei Darussalam Bulgaria Burkina Faso Burundi Cambodia Cameroon Canada Cape Verde Cayman Islands Central African Republic Chad Chile China Christmas Island Cocos (Keeling) Islands Colombia Comoros Congo Congo, The Democratic Republic of the Cook Islands Costa Rica Cote D'Ivoire Croatia Cuba Cyprus Czech Republic Denmark Djibouti Dominica Dominican Republic Ecuador Egypt El Salvador Equatorial Guinea Eritrea Estonia Ethiopia Falkland Islands (Malvinas) Faroe Islands Fiji Finland France French Guiana French Polynesia French Southern Territories Gabon Gambia Georgia Germany Ghana Gibraltar Greece Greenland Grenada Guadeloupe Guam Guatemala Guernsey Guinea Guinea-Bissau Guyana Haiti Heard Island and Mcdonald Islands Honduras Hong Kong Hungary Iceland India Indonesia Iran Iraq Ireland Isle of Man Israel Italy Jamaica Japan Jersey Jordan Kazakhstan Kenya Kiribati Korea, DPR Korea, Republic of Kuwait Kyrgyzstan Laos Latvia Lebanon Lesotho Liberia Libya Liechtenstein Lithuania Luxembourg Macao Macedonia, The Former Yugoslav Republic of Madagascar Malawi Malaysia Maldives Mali Malta Marshall Islands Martinique Mauritania Mauritius Mayotte Mexico Micronesia, Federated States of Moldova, Republic of Monaco Mongolia Montserrat Morocco Mozambique Myanmar Namibia Nauru Nepal Netherlands Netherlands Antilles New Caledonia New Zealand Nicaragua Niger Nigeria Niue Norfolk Island Northern Mariana Islands Norway Oman Pakistan Palau Palestine Panama Papua New Guinea Paraguay Peru Philippines Pitcairn Poland Portugal Puerto Rico Qatar Reunion Romania Russian Federation Rwanda Saint Helena Saint Kitts and Nevis Saint Lucia Saint Pierre and Miquelon Saint Vincent and the Grenadines Samoa San Marino Sao Tome and Principe Saudi Arabia Senegal Serbia and Montenegro Seychelles Sierra Leone Singapore Slovakia Slovenia Solomon Islands Somalia South Africa South Georgia and the South Sandwich Islands Spain Sri Lanka Sudan Suriname Svalbard and Jan Mayen Swaziland Sweden Switzerland Syrian Arab Republic Taiwan, Province of China Tajikistan Tanzania, United Republic of Thailand Timor-Leste Togo Tokelau Tonga Trinidad and Tobago Tunisia Turkey Turkmenistan Turks and Caicos Islands Tuvalu Uganda Ukraine United Arab Emirates United Kingdom United States of America United States Minor Outlying Islands Uruguay Uzbekistan Vanuatu Vatican Venezuela Vietnam Virgin Islands, British Virgin Islands, U.S. Wallis and Futuna Western Sahara Yemen Zambia Zimbabwe

Pilih Provinsi Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau Dki Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Daerah Istimewa Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara P A P U A Papua Barat

Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!

Dapatkan Berita Terkini khusus untuk anda dengan mengaktifkan notifikasi Antaranews.com

KOMPAS.com – Baru-baru ini, masyarakat kerap mengaitkan game online, khususnya kategori simulasi, dengan judi online. Sebab, meski tidak menggunakan uang layaknya judi online, beberapa pemain game online tetap bertaruh dengan uang sungguhan di luar platform.

Kondisi tersebut memunculkan stigma buruk terhadap game online. Padahal, bermain gim memiliki manfaat positif.

Psikolog Wahyu Aulizalsini menjelaskan bahwa bermain gim dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, mengurangi stres jika dimainkan dengan santai dan dinikmati, serta melatih keterampilan teknologi bagi pemain.

“Di era digital, game online sangat diminati. Oleh sebab itu, masyarakat perlu kontrol diri yang tepat agar tidak kecanduan, tapi justru memberikan dampak positif,” ucap Wahyu dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (11/6/2024).

Dia juga berharap agar pengguna tetap mematuhi peraturan dengan memainkan gim sesuai usia.

Sebagai upaya untuk mengatur industri gim di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) Komunikasi dan Informatika Nomor 2 Tahun 2024 tentang Klasifikasi Gim.

Peraturan itu bertujuan untuk mengklasifikasikan gim berdasarkan usia pengguna dengan kriteria jelas tentang konten yang dapat diakses oleh setiap kelompok usia.

Klasifikasi gim tersebut juga didasarkan pada berbagai faktor, termasuk konten yang berpotensi merugikan, seperti rokok, alkohol, narkotika, kekerasan, dan judi.

Adapun gim yang melibatkan unsur simulasi dan/atau kegiatan pertaruhan atau peruntungan akan dikategorikan untuk usia 18 tahun ke atas. Penerbit gim juga diwajibkan melakukan klasifikasi ulang saat terjadi pembaruan konten.

Pakar Hukum Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan bahwa regulasi yang menetapkan usia minimal 18 tahun untuk bermain gim dengan unsur taruhan tanpa keterlibatan uang adalah langkah penting.

“Namun, yang paling krusial adalah memastikan bahwa tidak ada keterlibatan uang serta tidak melanggar norma sosial, agama, dan kesusilaan yang berlaku,” ucap Trubus.

Dia juga menyoroti pentingnya jaminan usia untuk mencegah remaja bermain gim yang tidak sesuai sambil menggarisbawahi bahwa pengawasan harus dilakukan secara ketat untuk mencegah penyalahgunaan, baik oleh pemain maupun platform penyedia.

“Peraturan ini (sudah) baik dan penting untuk memberikan batasan yang jelas antara platform judi online dan game online. Semoga masyarakat dapat memahami perbedaannya dan tidak terjebak dalam aktivitas perjudian,” tegas Trubus.

Untuk diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah melakukan tindakan proaktif dengan memblokir sekitar 1,5 juta situs terkait perjudian sejak Juli 2022 hingga Maret 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendidikan menjadi hal paling penting dalam kehidupan. Tak hanya sekedar sebagai status sosial, pendidikan turut memberikan proses pembelajaran dalam meningkatkan pengetahuan serta keterampilan. Pendidikan juga menjadi acuan tolak ukur kecerdasan yang mampu mengembangkan potensi individu.

Generasi muda yang menjadi garda terdepan dalam memajukan negara perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman yang luas. Tentunya hal itu dapat dimiliki apabila generasi muda mau melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi yakni bangku perkuliahan.

Namun ternyata masih banyak faktor yang menyebabkan siswa tidak mau melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan selain faktor finansial. Menurut mereka, melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan menjadi beban tambahan baru dalam belajar, sehingga masih banyak yang setelah lulus SMA memilih langsung bekerja.

Menjadi lulusan SMA sama saja kita menghambat prospek kerja. Lulusan perguruan tinggi memiliki peluang kerja yang lebih luas serta membantu dalam meraih karier yang lebih baik lagi. Berikut ini tujuh alasan atau manfaat yang bisa kamu dapatkan jika berkuliah:

1. Prospek kerja lebih luas

Memilih beberapa jurusan perkuliahan membuat kamu lebih bisa fokus untuk mencari prospek kerja yang sesuai dengan jurusan kamu. Ketimbang hanya sekedar menjadi lulusan SMA/SMK saja, lulusan perguruan tinggi lebih banyak diincar oleh perusahaan. Tentunya ini menjadi peluang yang baik bagi kamu untuk meniti karier. Namun, saat berkuliah pilih juga jurusan yang sesuai dengan kebutuhan kerja di masa datang.

Contohnya saja jurusan IT seperti ilmu komputer, teknik informatika, sistem informasi, teknologi informasi dan jurusan lainnya yang memang memiliki prospek karier cemerlang di masa depan.

2. Menambah pengetahuan dan keterampilan

Menempuh pendidikan di bangku perkuliahan membuat kamu akan mendapatkan wawasan atau pengetahuan yang lebih dalam lagi. Contohnya jika saat SMK kamu hanya mengenal dua atau tiga bahasa pemrograman, di bangku perkuliahan kamu akan belajar lebih banyak lagi bahasa pemrograman.

Selain wawasan dan pengetahuan, kamu juga akan lebih leluasa meningkatkan keterampilan. Bahkan, beberapa perguruan tinggi misalnya Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mewajibkan mahasiswanya memiliki sertifikat kompetensi yang berguna untuk meniti karier dan membuktikan kompetensi kita dalam bidang tersebut.

3. Peluang karir lebih terbuka

Selain prospek kerja yang kamu peroleh lebih luas karena berkuliah, perkuliahan juga membuka peluang karier yang lebih besar. Dengan satu jurusan kuliah saja, kamu bisa melamar berbagai profesi yang dibuka oleh sebuah perusahaan atau instansi sesuai dengan prospek kerja yang dimiliki oleh jurusan perkuliahan.

Contohnya jika kamu memilih kuliah jurusan ilmu komunikasi, kamu dapat melamar pekerjaan sebagai presenter, video editor, public relations, jurnalis, content creator, produser tv atau radio, telemarketer, content writer, editor, dan masih banyak lagi.

JAKARTA - Masyarakat Indonesia sudah tidak asing dengan istilah indigo.

Indigo itu bisa diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki manusia untuk bisa melihat hal-hal tak kasat mata. Di masyarakat pun kemampuan ini kerap dianggap sebagai sebuah pemberian alami dari Tuhan, bukan sebuah gangguan atau kelainan.

Sementara itu, ilmu psikologi melihatnya dengan sangat berbeda, Indigo dianggap sebagai bentuk halusinasi yang diderita oleh mereka yang memiliki kerentanan genetis terhadap ketakutan dan kecemasan.

Orang-orang dengan rasa takut dan cemas sangat mudah untuk berhalusinasi, karena ketakutan dan bayangan akan makhluk gaib yang ada di dimensi bawah sadar terbawa ke alam sadar. Kondisi ini akhirnya membuat individu tersebut seolah mendengar bisikan atau melihat sesuatu yang tidak nyata.

Psikolog Klinis sekaligus Dosen di Universitas Muhammadiyah Cirebon, M. Azka Maulana, mengatakan bahwa individu dengan kerentanan genetis atau yang disebut indigo harus menjalani sesi psikoterapi untuk mengendalikan alam bawah sadarnya.

Hal ini bertujuan untuk mengelola rasa takut dan cemas sehingga tidak mudah mengalami halusinasi, sekaligus membantu penderitanya  mengenal batasan rasional dan tidak.

“Individu yang mengalami kerentanan tersebut sebaiknya menjalani sesi psikoterapi. Apalagi jika diikuti dengan gejala histeria maka perlu penanganan medis. Ingat, itu menandakan individu tersebut tidak sehat,” kata Azka dihubungi Validnews, Senin (23/5).

Ia melanjutkan, histeria adalah gangguan mental yang ditandai dengan berhalusinasi, mengalami kejang, lost of control, berteriak, bahkan berperan sebagai sosok lain, di masyarakat kerap disebut kesurupan.

Jika ditelaah secara mendalam kerentanan genetis baik terhadap visual atau auditory diprakarsai oleh pengalaman traumatis saat kecil. Seperti bagaimana lingkungan menanamkan value tentang keberadaan makhluk tak kasat mata.

Selain itu, adanya tindakan orang dewasa yang menakut-nakuti anak dengan keberadaan makhluk yang menyeramkan dapat menciptakan pengalaman traumatis yang akan tersimpan di alam bawah sadar dan terbawa hingga dewasa.

Ketika seseorang tumbuh dengan rasa takut maka bayangan atau halusinasi dalam alam bawah sadarnya akan semakin tampak nyata, seolah ia mampu melihat dengan mata telanjang.Baca juga : Psikologi Memandang Kesurupan Sebagai Gangguan Mental

Azka menambahkan, ia cukup menyayangkan sikap masyarakat terhadap penderita kerentanan genetis atau bahkan histeria, di mana masyarakat justru berbondong-bondong memercayai apa yang dilihat dan diucapkan individu dengan label indigo tersebut.

Padahal penderita kerentanan seharusnya mendapatkan bantuan agar tidak menimbulkan risiko gangguan mental yang lebih parah.

“Orang yang katanya indigo  ini butuh sesi terapi bukan malah omongannya kita telan mentah-mentah akhirnya kita sama-sama memiliki irrational beliefs. Kita harus paham bahwa mereka punya kerentanan bukan malah petuahnya kita ikuti,” tutupnya.

HAI-Online.com– Kalian pernah ngalamin kejadian ketemu orang yang berbuat salah, tapi pas diingetin justru jadi galak dan marah-marah?

Hal kayak gini biasanya bisa ditemui pada beberapa kasus seperti saat menagih utang hingga mengantre di tempat umum.

Namun sebenarnya kenapa orang cenderung lebih galak dan agresif saat mereka ditegur atau diingatkan, sih? Ternyata ada ada alasan di balik kebiasaan tersebut lho, jika ditilik dari aspek psikologisnya.

Baca Juga: Bukan Marah ke Kurir, Begini Cara Komplain Barang COD yang Tidak Sesuai Pesanan

Psikolog Rose Mini Agoes Salim ngasih pandangannya terhadap fenomena yang kerap terjadi di masyarakat tersebut.

Ia menjelaskan, ada beberapa hal yang membuat orang yang melakukan kesalahan justru marah saat ada pihak lain yang menegur kesalahannya.

"Pertama, orang kalau ditegur di depan orang lain, rasanya pasti lebih tidak nyaman, malu ya," kata Rose saat dihubungi Kompas.com, Minggu (30/5/2021).

Baca Juga: Ghosting, Perilaku Ngeselin yang Ternyata Nggak Cuma Berlaku di Ranah Percintaan

"Kalau kita ditegur orang yang tidak kita kenal, ego kita jadi lebih tinggi keluarnya. Terus merasa 'siapa elu kok ngingetin gue?" bisa seperti itu. Akibatnya, dia merasa terusik,' tutur dosen Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu.

Kuliah Memberikan Kesempatan Belajar di Luar Negeri

Ketika membuka website resmi suatu perguruan tinggi, Sobat Pintar akan menemukan variasi program studi dan jurusan-jurusan yang ditawarkan. Tertarik dengan bidang kesehatan? Ada Jurusan Kedokteran, Jurusan Keperawatan, dan Jurusan Kesehatan Masyarakat yang bisa dipilih. Tertarik mendalami dunia pendidikan? Jurusan Pendidikan di berbagai jenjang pun terbuka lebar. Hobi mengutak-atik mesin dan suka dengan alat otomotif? Jurusan Teknik Mesin bisa menjadi jawabannya.

Ketertarikan pada suatu bidang sejak duduk di bangku sekolah bisa diasah di bangku kuliah. Proses perkuliahan dengan pengajar dan dosen berkualitas turut melatih kemampuan berpikir mahasiswa yang tidak hanya sekadar teori, tetapi juga praktik. Tidak jarang pihak kampus akan mengundang para ahli dan pakar di bidangnya.

Kesempatan belajar yang lebih banyak ini lah yang bisa Sobat manfaatkan agar bisa mendapatkan peluang studi di luar negeri. Ada banyak tawaran pertukaran mahasiswa ketika kuliah. Informasi tersebut secara resmi akan diberikan pihak kampus atau instansi penyelenggara melalui website resminya. Biasanya, syarat mengikuti pertukaran adalah terdaftar aktif sebagai mahasiswa suatu jurusan. Tentu hal ini menjadi mudah jika Sobat sudah kuliah. Sobat Pintar pun bisa mendalami ilmu di jurusan yang dipilih di negara lain dan mendapatkan pengalaman berharga lainnya. Tidak menutup kemungkinan pula Sobat bisa mendapatkan peluang beasiswa studi lanjut di negara tersebut.

Mengapa Memilih Kuliah di USA?

Banyak sekali pelajar internasional dari berbagai negara yang menjadikan USA sebagai negara destinasi belajar favorit karena kualitas pendidikannya yang berkelas dunia. Selain itu, sebagian besar universitas yang masuk dalam peringkat atas dunia berasal dari USA, di mana membuktikan bahwa pemerintah di USA selalu memberikan fasilitas terbaik, kualitas pembelajaran dan penelitian untuk menunjang pembelajaran siswanya. Selain itu, sistem pendidikan di USA sangat mendorong siswanya untuk aktif berpartisipasi di dalam kelas dan berorganisasi untuk mengembangkan kemampuan masing-masing siswanya.

Salah satu kelebihan dari sistem pendidikan yang ditawarkan USA adalah fleksibilitas dalam program studi yang ditawarkan. Pelajar internasional yang akan memulai kuliah tahun pertama di USA bisa mendapatkan kesempatan untuk mengambil beberapa mata kuliah di luar program studi utama yang mereka ambil, dan juga mendapatkan kesempatan untuk mengambil Summer Semester untuk mempercepat durasi kuliahnya. Selain itu, pelajar internasional juga bisa melakukan program transfer ataupun mengikuti program kuliah ke universitas lain yang diinginkan.

Sebagai negara termaju di dunia, pelajar internasional yang kuliah di USA dapat mengembangkan koneksi dengan sesama pelajar lain dan beradaptasi dengan budaya yang selalu dinamis, inovatif, dan progresif. Tidak hanya sekedar belajar di dalam kelas saja, pelajar internasional juga bisa mengikuti berbagai macam kegiatan yang ada di luar kelas. Mulai dari wisata alam, organisasi mahasiswa, magang di perusahaan ternama dunia, dan bahkan kesempatan untuk kolaborasi membangun bisnis start-up bersama dengan teman kuliah melalui fasilitas yang disediakan kampus.

Hal menarik lainnya yang didapatkan dari kuliah di USA adalah kesempatan kerja yang ditawarkan oleh pelajar internasional. Selama kuliah berlangsung, pelajar internasional mendapatkan kesempatan untuk bekerja di dalam kampus mulai dari asisten dosen, perpustakaan, hingga cafetaria. Melalui program Optional Practical Training (OPT), pelajar internasional juga berkesempatan untuk tinggal dan bekerja selama 1-3 tahun setelah lulus dari universitas.

Kuliah Mempersiapkan Hidup Setelah Lulus

Tidak bisa dipungkiri bahwa jurusan kuliah dan mata kuliah yang diambil merupakan pondasi kuat untuk kariermu kelak. Begitu pula dengan soft skill yang terasah selama Sobat menempuh studi. Setelah lulus nanti, Sobat Pintar dituntut menggabungkan keduanya agar bisa sukses. Contohnya, saat melamar pekerjaan tidak hanya kemampuan penguasaan materi kuliah saja yang dipertimbangkan, tetapi juga kreativitas dan daya tahan terhadap tekanan. Pemberi kerja juga akan mencari pelamar yang berpengetahuan karena memiliki nilai lebih. Oleh karena itu, asah terus kemampuanmu selama menempuh kuliah agar bisa bersaing di dunia kerja setelah lulus nanti.

Sikap mandiri juga bisa ditunjukkan dengan berlatih untuk hidup jauh dari orang tua. Mahasiswa perantau, yang identik dengan anak kost, menghadapi tantangan ganda. Selain tantangan sukses menjadi mahasiswa di kampus, tantangan bertahan di kost pun tidak kalah berat. Oleh karena itu, kenyamanan kost menjadi hal yang tidak boleh diabaikan. Sobat Pintar bisa memilih kost terbaik yang fasilitasnya sesuai kebutuhan dengan mencarinya via mamikos.com. Ada banyak pilihan jenis kost dekat kampus sebagai rumah keduamu di tanah rantau nanti.

Kuliah adalah Jalan Menuju Pendidikan yang Lebih Tinggi

Pernah bercita-cita untuk berkarier di bidang akademis, seperti menjadi dosen hingga guru besar, Sobat Pintar? Bisa dikatakan bahwa gelar sarjana adalah pintu untuk mendapatkan gelar lain yang lebih tinggi. Dengan mengantongi ijazah sarjana, Sobat bisa meraih cita-cita tersebut walaupun tidak secara instan. Syarat menjadi dosen di Indonesia saat ini berijazah minimal master atau magister di bidangnya. Untuk mendapatkan gelar tersebut, tentu Sobat perlu meraih gelar sarjana terlebih dahulu.

Kuliah Memberikan Kesempatan Berorganisasi

Organisasi mahasiswa yang diperuntukkan khusus bagi mahasiswa aktif sangat beragam. Memilih organisasi yang tepat sangat penting agar Sobat berkembang dan dapat belajar banyak hal baru. Namun perhatikan bahwa ada seleksi agar bisa menjadi bagian dari organisasi tingkat kampus tersebut. Kesempatan bergabung di organisasi akan memberikanmu pengalaman-pengalaman yang tidak ada di tempat lain. Selain itu, Sobat Pintar dapat menjalin relasi dengan tokoh-tokoh penting sekaligus membuka peluang untuk berjejaring yang lebih luas.

Bagaimana kalau menagih utang?

Namun, kembali lagi, bagaimana dengan cara yang ditempuh pihak penagih utang untuk mendapatkan haknya?

"Kalau orang yang utang yang ditagih, mungkin cara menagihnya yang membuat orang itu nggak nyaman. Dibentak dan sebagainya. Memang yang salah yang tidak membayar utang, tapi kalau dibentak ya mungkin jadi jatuhnya tidak nyaman.

Akhirnya bukannya dia membayar, tetapi malah dia lebih marah lagi," jelas dia.

Terakhir, dia menyebut adanya dorongan seseorang untuk mempertahankan harga dirinya di depan orang lain.

Ada kalanya, seseorang merasa terinjak dan perlu memberikan respons tertentu agar harga dirinya tetap terjaga.

Dalam kondisi tersebut, terkadang orang kehilangan daya kendali atas apa yang ia ucapkan.

"Jadi pride orang, harga diri orang itu kadang-kadang membuat orang mengeluarkan kata-kata yang nanti setelah itu mungkin dia bisa merasa 'aduh nyesel juga ngomong gitu'. Tapi pada saat itu, rasa harga diri kalau terusik jadi kayak gitu, apalagi kalau masalahnya di depan umum," pungkas Rose. (*)

Baca Juga: Isu Kesehatan Mental, Benarkah Gen Z Mulai Tinggalkan Smartphone?

Kenapa harus kuliah, apakah kuliah itu penting? – Jika pernah berbisnis ketika sekolah dan mendapatkan penghasilan – apalagi jika bisnis tersebut sudah berjalan dan memberikan pemasukan, mungkin Sobat Pintar masih berpikir ulang untuk kuliah. Meneruskan studi di perguruan tinggi setelah lulus sekolah menengah masih menjadi pilihan membingungkan. Sebab, setelah lulus kuliah nanti masih tetap perlu mencari kerja, sedangkan saat ini pun Sobat sudah bisa mendapatkannya.

FAKTA TENTANG AMERIKA SERIKAT

The United States of America (USA) atau yang dikenal sebagai Amerika Serikat merupakan negara yang terletak di bagian utara benua Amerika. Negara yang terdiri dari 50 negara bagian ini memiliki populasi ketiga terbesar di dunia dengan jumlah penduduk lebih dari 300 juta jiwa. Dijuluki sebagai negara adikuasa, USA terkenal memiliki kemampuan yang luas untuk memberikan pengaruh dan kekuasaan dalam skala global; mulai dari segi ekonomi, politik, teknologi hingga budaya. Banyak sekali perusahaan-perusahaan besar dunia yang pendirinya berasal dari Amerika Serikat baik dari sektor teknologi, perbankan dan keuangan, hingga industri kreatif seperti Apple, Google, Facebook, Citibank, Wall Street Journal dan sebagainya. Sebagai negara nomor satu dunia yang memiliki pengaruh besar dalam skala global menjadikan sebagian besar pelajar internasional sangat tertarik untuk menuntut ilmu di negeri Paman Sam ini.

Dengan reputasinya sebagai negara dengan perekonomian termaju di dunia, perekonomian USA didukung oleh ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, infrastruktur yang dikembangkan dengan baik, dan sistem pendidikan yang sangat maju. USA juga menjadi negara terdepan dalam bidang ekonomi, budaya, politik, dan pemimpin dalam riset ilmiah dan inovasi teknologi.

Baca Juga : Kuliah di Kanada

Gelar Sarjana Masih Menjadi Standar untuk Melamar Kerja

Melihat lowongan pekerjaan yang ada di berbagai media, biasanya standar pendidikan D3 atau S1 dicantumkan ke dalam kriteria pelamar yang bisa mendaftar. Meskipun setiap lulusan D3 atau S1 yang melamar belum tentu diterima, adanya kriteria tersebut menunjukkan bahwa kesempatan seleksi kerja lebih besar bagi lulusan dengan gelar sarjana dibandingkan yang belum memiliki gelar. Peluang sarjana diterima juga lebih besar apabila linier dengan jenis pekerjaannya. Misalnya, pekerjaan sebagai akuntan terbuka bagi sarjana lulusan Jurusan Akuntansi.

Pertimbangkan jurusan kuliah yang akan Sobat ambil karena sedikit-banyak akan berpengaruh pada karier setelah lulus. Hindari memilih jurusan kuliah yang dianggap mudah agar cepat lulus hanya karena tidak ingin berlama-lama kuliah. Sebaiknya Sobat mencari tahu prospek kerja lulusan jurusan yang dipilih agar tidak bingung setelah menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar.